Majas Perbandingan

Kamis, 06 Agustus 2009

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu, keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
ada berbagai macam majas :

  1. majas pertentangan
  2. majas perbandingan
  3. majas penegasan
  4. majas sindiran
disini saya secara khusus akan membahas majas perbandingan. Majas perbandingan terbagi menjadi 23, yakni :
  1. Alegori : Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau penggambaran. (hidup manusia bagaikan air yang mengalir)
  2. Alusio : Majas perbandingan yang menggunakan berbagai kata kiasan, peribahasa yang sudah lazim didengar semua orang. (sudah dua hari tidak tampak batang hidungnya)
  3. Simile : majas yang mengungkapkan ungkapan secara tidak langsung. (engkau yang kusayangi buku)
  4. Metafora : majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung (Raja siang keluar dari ufuk timur)
  5. Antropomorfisme : atribusi karakteristik manusia ke makhluk bukan manusia
  6. Sinestesia : metafora berupa ungkapan yang berhubungan dengan suatu indra, untuk dikenakan pad indera lain. (Namanya harum ditempat ia dulu tinggal)
  7. Antonomasia : Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai nama jenis. (Si Gemuk)
  8. Aptronim : Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang. (Mas Baso, Pak Satpam)
  9. Metonimia : Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. (Kami ke Bandung naik Primajasa)
  10. Hipokorisme : Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
  11. Litotes : Ungkapan berupa mengecilkan fakta dengan tujuan merendahkan diri. (Kutunggu kedatanganmu di bilik kecilku)
  12. Hiperbola : Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan sehingga kenyataan tersebut menjadi tidak masuk akal. (Petir menggelegar mengguncang dunia)
  13. Personifikasi : Pengungkapan dengan menyampaikan benda mati atau tidak bernyawa sebagai manusia. (Pohon menari-nari ditiup angin)
  14. Dipersonifikasi : Pengungkapan dengan mengibaratkan manusia sebagai sesuatu yang tak bernyawa. (Diam membatu)
  15. Pars Prototo : Pengungkapan sebagian dari objek untuk menunjukkan keseluruhan objek.
  16. Totum ProParte : Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya sebagian.
  17. Eufimisme : Pengungkapan kata-kata yang dipandang tabu atau dirasa kasar dengan kata-kata lain yang lebih pantas atau dianggap halus.
  18. Disfemisme : Pengungkapan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.
  19. Fabel : Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.
  20. Parabel : Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam cerita.
  21. Perifrase : Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.
  22. Eponim : nama orang (bisa nyata atau fiksi) yang dipakai untuk menamai suatu tempat, penemuan atau benda tertentu dikarenakan kontribusi atau peranan tokoh yang bersangkutan pada obyek yang dinamai tersebut. (Komet Halley, Mesin Diesel)
  23. Simbolik : Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.

Pojok Komentar : penggunaan majas dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya sudah umum digunakan, hanya saja terkadang kita tidak menyadari bahwa yang kita ucapkan adalah majas. dari beberapa segi, penggunaan majas dapat menambah makna atau mengurangi makna sebuah kata atau kalimat.

0 komentar: